0
Tuesday 17 December 2019 - 18:01
Turki - AS:

Turki Menyatakan Pembunuhan Penduduk Asli Amerika sebagai 'Genosida'

Story Code : 833293
Turkish President Recep Tayyip Erdogan during a NATO leaders meeting, in Watford, Hertfordshire, England.jpg
Turkish President Recep Tayyip Erdogan during a NATO leaders meeting, in Watford, Hertfordshire, England.jpg
Senat AS dengan suara bulat memilih untuk mengakui sebagai pembunuhan massal "genosida" orang-orang Armenia selama Perang Dunia Satu di awal abad ke-20.

Berbicara di saluran berita Haber resmi pada hari Senin (16/12), Erdogan mengatakan “Turki harus menentang [AS] dengan membalas keputusan seperti itu di parlemen. Dan itulah yang akan kita lakukan."

“Bisakah kita bicara tentang Amerika tanpa menyebut [penduduk asli Amerika]? Ini adalah saat yang memalukan dalam sejarah AS,” tambahnya, merujuk pada pembunuhan jutaan penduduk asli pada akhir abad ke-15.

Menurut sebuah tim di University College London, saat itu, sekitar 55 juta orang pribumi meninggal selama penaklukan Amerika di Eropa.

Mayoritas kematian terjadi karena penyakit yang dibawa dari Eropa. Perang, perbudakan, dan migrasi juga berkontribusi terhadap penurunan populasi masyarakat adat.

Armenia mengatakan 1,5 juta orang dibantai, dipenjara, atau menghadapi deportasi paksa oleh Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I.

Ankara membantah bahwa "genosida" terjadi pada saat itu, dengan alasan bahwa 300.000 hingga 500.000 orang Armenia dan setidaknya sebanyak orang Turki terbunuh dalam perselisihan sipil ketika orang-orang Armenia bangkit melawan para penguasa Utsmani mereka saat itu.

Sebelumnya, anggota Kongres Demokrat AS Ilhan Omar dari Minnesota, yang menolak untuk mendukung rancangan undang-undang atas pembantaian orang-orang Armenia, mengatakan "pengakuan benar" atas kejahatan semacam itu harus mencakup "pembantaian massal" historis lainnya.

"Pengakuan sejati kejahatan historis terhadap kemanusiaan harus mencakup genosida kejam abad ke-20, bersama dengan pembantaian massal sebelumnya seperti perdagangan budak trans-Atlantik dan genosida penduduk asli Amerika," kata Omar.[IT/r]
 
Comment