0
Friday 10 January 2020 - 10:40

Indonesia Bisa Berperan sebagai Mediator Konflik AS-Iran

Story Code : 837593
Menlu Retno
Menlu Retno
Pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa penyerangan terhadap pemimpin militer Iran adalah atas perintahnya membuat tidak hanya pemimpin Iran yang berang. Bahkan belum selesai hari berkabung resmi Iran, di Irak sudah terjadi serangan balasan oleh pendukung Soleimani.
 
Situasi ketegangan Amerika-Iran ditanggapi pasar dengan kecenderungan negatif karena ancaman perang. Pasar keuangan Dow Jones turun hingga 170 poin pembukaan Rabu 8 Januari 2020. Demikian juga ditunjukan oleh S&P yang turun 500 poin dan Nasdaq sebesar 100 poin pada pembukaan. Demikian pula pasar minyak dunia pun turun 1,23% menurut laman CNBC.com. Jika ketegangan terus dibiarkan, bukan tidak mungkin hal ini juga akan berdampak bagi Indonesia.

"Ketegangan Amerika-Iran harus segera dicarikan jalan keluar. Pernyataan-pernyataan yang keluar dari kedua pimpinan negara harus benar-benar terkendali sehingga ketegangan bisa terus diredam,” ujar anggota Komisi I DPR Willy Aditya, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 8 Januari 2020.
 
“Pernyataan dari pemimpin negara memiliki kekuatan pengaruh yang sangat besar dalam mencari solusi-solusi damai,” imbuhnya.
 
“Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan cukup disegani harus bisa memainkan peran perdamaian dalam politik internasional. Kalau kita perhatikan bagaimana Trump akhirnya mau menyepakati perdamaian dalam konflik dagang dengan Tiongkok secara tiba-tiba beberapa hari lalu, sebenarnya itu adalah sinyal bagi Indonesia untuk ambil sikap. Apalagi kita tahu pernyataan Trump bahwa dia melegalisasi serangan terhadap Solaimani itu tanpa persetujuan DPR,” ucap Willy.
 
Pemegang gelar master pertahanan ini menjelaskan bahwa jelang pemilu di Amerika ini semua isu bisa terkait. Situasi di internal Amerika menjadi makin dinamis pasca serangan menyasar jenderal besar Iran yang dilegalisasi Trump. Apalagi saat ini kongres Amerika masih terbelah dalam pengajuan pemakzulan dari Partai Demokrat.
 
“DPR bisa berperan lewat Inter-Parliamentary Union untuk melobi negara-negara anggota agar bersama-sama mendesak solusi damai Iran-Amerika. Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin utama juga sebaiknya memainkan peran untuk mengupayakan solusi damai. Ini pekerjaan besar yang harus dilakukan bersama untuk menunjukan kelas Indonesia dalam percaturan dunia. Kepentingan kita besar sekali untuk menjaga perdamaian dunia,” tegasnya.
 
Menurut Willy, bayangan perang dunia yang kini menghinggapi kepala banyak orang harus diredakan. Tidak pernah ada yang benar-benar dapat mengambil untung maksimal dalam peperangan yang terjadi. Karenanya semua negara di dunia berkepentingan untuk menjalin hubungan damai antar negara agar rakyatnya dapat menikmati hasil dari kemerdekaan.
 
“Apa yang terjadi antara Amerika dan Iran ini sebenarnya sudah berlangsung cukup panjang. Amerika yang terus mengembargo Iran ternyata tidak bisa menundukkan Iran. Justru secara internal Iran makin menguatkan ikatan di dalam dirinya. Kekuatan internal Iran ini tidak bisa dianggap sepele. Amerika tentu tidak akan gegabah sebagaimana Iran juga tentu akan sangat berhitung terhadap kemungkinan yang terjadi bagi rakyatnya. Peluang-peluang kemanusiaan ini yang bisa menjadi pijakan Indonesia untuk memainkan peran pendamai,” pungkasnya.
 
Politisi NasDem ini berharap konflik Iran-Amerika ini tidak berujung pada hal yang sangat tidak diinginkan oleh seluruh masyarakat dunia. [IT/Medcom]


 
Comment