0
Sunday 31 May 2020 - 01:09

Protes Anti-Rasisme Mengubah AS Menjadi Medan Perang

Story Code : 865667
Protes Anti-Rasisme Mengubah AS Menjadi Medan Perang

Kematian George Floyd oleh polisi AS telah menyebabkan kerusuhan dan protes di seluruh AS, mengubah negara itu menjadi medan pertempuran antara polisi dan demonstran.

Menyusul kematian tragis seorang pria kulit hitam Amerika pada 25 Mei 2020, akibat kekerasan seorang petugas kulit putih Minneapolis, ribuan orang telah turun ke jalan di seluruh AS untuk memprotes perilaku polisi Amerika ini.

Demonstrasi telah berubah menjadi kekerasan di Los Angeles dan Minneapolis, di mana polisi telah menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap para demonstran.

Protes-protes ini datang setelah rekaman kekerasan muncul di internet dan menunjukkan bahwa petugas polisi, Derek Chauvin, mencekik George Floyd yang tidak bersenjata sampai mati setelah menjatuhkannya ke tanah dan menjepitnya dengan lutut.

Petugas itu menolak untuk mengurangi tekanan, meskipun Floyd terdengar berulang kali memohon dan berkata, "Aku tidak bisa bernapas."

Presiden AS Donald Trump menyebut para demonstran sebagai "penjahat" dalam tweet yang kemudian disembunyikan oleh Twitter karena "terdapat unsur kekerasan."

Mantan Presiden Barack Obama telah merilis pernyataan tentang kematian George Floyd dan memohon warga Amerika untuk membuka mata terhadap ketidakadilan rasial yang sedang berlangsung yang mengganggu negara itu.(IT/TGM)
Comment