0
Sunday 26 December 2021 - 18:37
AS dan Gejolak Irak:

Ketua: Aliansi Fatah Tidak Akan Menoleransi Kehadiran Satu Tentara AS pun di Irak

Story Code : 970411
Ketua: Aliansi Fatah Tidak Akan Menoleransi Kehadiran Satu Tentara AS pun di Irak
Hadi Al-Ameri, kepala koalisi politik, mengatakan pada hari Sabtu (25/12) bahwa penarikan semua pasukan tempur Amerika dari Irak adalah "tujuan yang tidak dapat dinegosiasikan", kantor berita Shafaq melaporkan.

Dia menolak sebagai tidak dapat diterima tinggalnya tentara Amerika di Irak dengan kedok misi pelatihan atau penasehat dan berkata, "Kedaulatan kami adalah garis merah".

“Pesan saya jelas bagi pasukan AS dan pemerintah Irak,” katanya, menambahkan, “Anda harus menerapkan apa yang telah disepakati. Kami tidak menerima manipulasi, penipuan, atau perubahan apa pun pada misi.”

“Jika pasukan AS memilih untuk tetap di Irak, mereka harus menanggung konsekuensi dari keputusan yang salah ini… Kami tidak menoleransi bahkan satu tentara asing, baik di pangkalan Ein Al-Assad maupun di Al-Harir, baik untuk pelatihan maupun untuk [memberi ] nasihat."

Ameri mengatakan jika pemerintah Irak membutuhkan pelatih dan penasihat militer, mereka harus menyusun kontrak yang menjelaskan "keberadaan, jumlah, dan tugas" mereka.

Pasukan pendudukan Amerika diharuskan meninggalkan Irak berdasarkan resolusi yang disahkan oleh parlemen negara Arab pada 5 Januari 2020.

Itu disetujui dua hari setelah AS membunuh Komandan anti-teror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan rekan sejawatnya di Irak Abu Mahdi Al-Muhandis, wakil kepala Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU) atau Hashd Al-Sha'abi, dua tokoh berpengaruh di perang melawan kelompok teroris Daesh (juga dikenal sebagai ISIL atau ISIS).

Namun, Washington telah menyeret kakinya pada penarikan pasukan dan menargetkan kelompok-kelompok perlawanan dari waktu ke waktu.

Kembali pada bulan Juli, Washington dan Baghdad mencapai kesepakatan tentang penarikan militer Amerika, di mana AS akan mempertahankan pasukannya di tanah Irak dengan kedok memberikan bantuan penasihat kepada militer Irak.

Pada hari Senin, juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak mengatakan pasukan tempur Amerika telah benar-benar ditarik keluar dari pangkalan udara Ein Al-Assad di Provinsi Al-Anbar dan hanya apa yang disebut pasukan penasehat yang tersisa di sana.

Mayor Jenderal Tahsin Al-Khafaji juga mengatakan bahwa dalam beberapa hari mendatang, delegasi keamanan Irak juga akan memasuki pangkalan Al-Harir di provinsi Erbil untuk menemani pasukan AS yang akan keluar dari pangkalan tersebut.

Dia mengatakan bahwa penarikan pasukan tempur AS dari Irak akan diumumkan secara resmi pada 31 Desember.

Namun, Kate 'Al-Rikabi, mantan anggota Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, mengatakan bahwa pasukan pendudukan AS masih ada di Ein Al-Assad.

Secara terpisah pada hari Sabtu (25/12), ratusan warga Irak melakukan protes terhadap oposisi pemerintah terhadap pemasangan monumen peringatan Jenderal Soleimnai dan Al-Muhandis.

Demonstrasi diadakan di jalan menuju bandara Baghdad, dengan para peserta meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi.

Protes serupa terjadi di ibu kota Irak pada Jumat malam. [IT/r]
Comment