0
Friday 11 March 2022 - 14:39
Gejolak Bahrain:

Bahrain Mengadakan Demonstrasi Baru Menentang Normalisasi dengan Tel Aviv, Kunjungan Panglima Militer Israel

Story Code : 983212
Related FilePara pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan sebagai protes terhadap normalisasi hubungan, dan menyuarakan solidaritas dengan para pegiat pro-demokrasi dan tokoh-tokoh oposisi yang ditahan di balik jeruji besi, menuntut rezim yang berkuasa Al Khalifah membebaskan mereka.

Para peserta membawa spanduk bertuliskan "Tidak untuk normalisasi ... Mampus Israel" dan "Bangsa Bahrain menolak normalisasi dengan Zionisme" dalam bahasa Arab, mengangkat gambar pemuda Bahrain yang terbunuh Fadhil al-Obaidi dan menyatakan dukungan tak tergoyahkan untuk ulama paling terkemuka di negara itu, Ayatollah Sheikh Isa Qasim.

Kochavi mendarat di Manama pada hari Rabu (9/3) untuk kunjungan resmi pertamanya ke Bahrain. Ia diterima oleh Kepala Staf Angkatan Pertahanan Bahrain Letnan Jenderal Theyab bin Saqr al-Nuaimi.

Pejabat Zionis Israel itu duduk bersama Syaikh Nasser bin Hamad Al Khalifah, sekretaris jenderal Dewan Pertahanan Tertinggi, dan juga pejabat senior militer dan negara Bahrain lainnya.

Selama kunjungannya ke Bahrain, Kochavi bertemu dengan Wakil Laksamana Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut Amerika Serikat, Armada Kelima AS dan Pasukan Maritim Gabungan, di markas armada di negara itu.

Kunjungan Kochavi ke Manama bertepatan dengan kunjungan Menteri Kesehatan Zionis Israel Nitzan Horowitz yang tiba di negara Teluk Persia pada 9 Maret, dan menandatangani sebuah program dengan mitranya dari Bahrain, Faeqa binti Said Al Saleh, untuk memastikan kerja sama antara sektor kesehatan Zionis Israel dan Bahrain. .

Bulan lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennet melakukan perjalanan ke Manama untuk kunjungan resmi pertamanya ke Bahrain.

Kunjungan dua hari Bennett ke Manama, yang bertepatan dengan peringatan 11 tahun pemberontakan populer 14 Februari melawan rezim Bahrain yang pro-Israel dan pro-Barat Al Khalifah, memicu protes massal di kerajaan itu.

Bahrain, bersama dengan Uni Emirat Arab, menandatangani kesepakatan normalisasi dengan rezim Tel Aviv dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh mantan presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih pada September 2020.

Sudan dan Maroko mengikutinya di akhir tahun dan menandatangani kesepakatan normalisasi serupa yang ditengahi AS dengan rezim pendudukan.

Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai "tikaman dari belakang" yang berbahaya dan pengkhianatan terhadap tujuan mereka terhadap pendudukan Zionis Israel selama beberapa dekade di wilayah Palestina. [IT/r]
Comment


Berita Terkait