0
Wednesday 12 September 2012 - 17:35
Wawancara Khusus Dubes Iran

Dubes Iran: "Konservatif AS Dalangi Krisis Suriah"

Story Code : 194818
Dubes Iran untuk Indonesia: Photo, Okezone
Dubes Iran untuk Indonesia: Photo, Okezone

Krisis yang terjadi di Suriah setiap harinya menghiasi halaman media massa hampir di seluruh dunia. Selama belasan bulan kekerasan di negara pimpinan Bashar al-Assad itu tidak kunjung berhenti.

Dunia pun terpecah menjadi dua suara dalam menyikapi krisis Suriah. Suara pertama yang diwakili negara-negara Barat mendesak rezim Suriah mundur sebagai syarat awal perdamaian di negara itu.

Sementara suara kedua digaungkan oleh Rusia, China dan Iran. Ketiga negara ini secara vokal menolak gagasan Barat sekaligus menyatakan dukungan penuh mereka terhadap keberlangsungan rezim Suriah.

Lalu atas dasar apa Iran mendukung Suriah? Berikut ini wawancara lansung yang dilakukan oleh Okezone dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh di Kedubes Iran, Jakarta, (4/9/2012).

Apa yang sebenarnya mendasari dukungan Iran terhadap rezim Suriah ketika justru dunia internasional mengecamnya?

Pada 2000 lalu ketika konservatif memenangi pemilu AS dan menjadikan George W Bush sebagai presiden kelompok ini merancang sebuah grand planning bagi kawasan Timur Tengah. Mereka menyebutnya Timur Tengah yang baru atau Timur Tengah yang Agung. Rencana tersebut diawali dengan serangan Israel ke wilayah selatan Lebanon pada 2006 lalu.

Setelah serangan tersebut, Menlu AS pada saat itu Condoleezza Rice menyampaikan bahwa serangan Israel itu layaknya rasa sakit yang dialami oleh seorang perempuan yang tengah mengandung karena itu mereka menyebutnya gesekan sebelum lahirnya Timur Tengah yang Baru.

Namun perlawanan Hezbollah di Lebanon menyebabkan anak yang seharusnya lahir kini tidak kunjung muncul melainkan mati di dalam rahim.

Lantas hubungannya dengan krisis Suriah?

Serangan Israel pada 2008 lalu di Jalur Gaza adalah fakta yang sama. Namun pada 2010 lalu, kami menyaksikan kebangkitan Islam di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dalam melawan kebijakan negara-negara hegemoni.

Dalam kondisi itu, Mesir tidak lagi berada di bawah kekuasaan AS. Ini menandai runtuhnya tembok perlindungan rezim Zionis karena Mesir tidak lagi bisa diganggu. Oleh karenanya mereka (negara-negara hegemoni) membuat kekacauan dan menjatuhkan rezim Suriah.

Dukungan Iran terhadap rezim Suriah, apakah memiliki batas waktu tertentu?

Dukungan Iran atas Suriah adalah dukungan terhadap nilai-nilai. Suriah telah berkontribusi besar dalam memainkan peran yang begitu signifikan terkait dengan pertahanan di Palestina, Jalur Gaza dan sejumlah wilayah lainnya. Iran juga tidak menemukan alasan logis atas kebijakan AS dan negara-negara Barat lainnya. Atas dasar apa mereka ingin menyerang Suriah?

Sebagai mitra, solusi apa yang ditawarkan Iran demi mengakhiri krisis Suriah?

Iran mendukung enam inisiatif damai yang diajukan Kofi Annan yang menekankan pada gencatan senjata dengan disusul proses negosiasi yang menyelesaikan masalah.

Optimiskah Iran atas perdamaian di Suriah?

Besarnya harapan Iran berhubungan langsung dengan upaya yang dilakukan negara-negara Adidaya dalam memulai perang. Untuk mencegah tindakan tersebut dibutuhkan upaya maksimal serta kepercayaan yang tinggi. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/Okezone]
Comment