0
Friday 28 December 2012 - 05:47
Kesadaran Islam

Pemimpin Revolusi Islam Sayangkan Sikap Kaku Kelompok Tertentu

Story Code : 225673
Rahbar
Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa pagi, 11/12/12 dalam pertemuan dengan ratusan dosen, akademisi dan cendekiawan peserta Konferensi Dunia "Cendikiawan Islam dan Kebangkitan Islam" mengatakan, bahwa diantara tujuan penting kebangkitan Islam adalah menjadikan Islam dan syariat Islam sebagai poros.

"Ada upaya gencar yang sedang dilakukan untuk mengesankan bahwa syariat Islam tidak sejalan dengan kemajuan, perkembangan dan peradaban. Padahal, justeru Islam-lah yang bisa menjawab tuntutan dan memenuhi kebutuhan umat manusia dan Islam selalu relevan sepanjang masa dan untuk seluruh periode kemajuan umat manusia".

Rahbar amat menyayangkan sikap kelompok-kelompok kaku dan reaksionis yang dengan kata-kata dan tindakan yang menyebabkan munculnya kesan ketidaksesuaian Islam dengan kemajuan.

"Yang penting adalah pemikiran yang membuktikan bahwa Islam mampu menjawab kebutuhan umat manusia."

Menurut Pemimpin Revolusi Islam itu, target lain yang mesti diwujudkan gerakan kebangkitan Islam adalah membentuk sistem.

"Jika sistem dan pondasi yang kokoh tidak segera dibangun, negara-negara yang sudah memenangkan revolusi akan terancam bahaya."

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyatakan bahwa salah satu masalah terpenting dalam revolusi adalah mempertahankan dukungan rakyat.

"Kekuatan yang sesungguhnya ada di tangan rakyat. Ketika rakyat kompak, bersatu dan mendukung para tokoh dan pemimpin mereka, maka AS dan bahkan yang lebih besar dari AS pun tak akan mampu berbuat apa-apa,"

Untuk itu, kata beliau, rakyat harus dipertahankan untuk selalu berada di medan.

Masalah lainnya yang sangat penting bagi negara-negara Muslim khususnya negara yang baru saja berevolusi adalah penempaan ilmu untuk kalangan pemuda dan kemajuan sains dan teknologi yang akan membuat satu bangsa menjadi kuat.

"Ini bisa dilakukan. Bukti nyatanya adalah Republik Islam Iran."

"Sebelum kemenangan revolusi Islam, Iran berada di posisi yang sangat rendah dalam hal kemajuan sains. Tapi sekarang, berkat Islam dan revolusi, negara ini berhasil mencapai level yang tinggi dalam pengembangan keilmuan dunia. Data yang diungkap secara resmi oleh pusat-pusat keilmuan dan sains terkemuka dunia membenarkan adanya kemajuan yang pesat dalam pengembangan keilmuan di Iran."

Masih terkait kemajuan sains dan keilmuan, beliau menandaskan, "Pemerintahan Islam di Iran telah membuktikan bahwa dengan Islam dan syariat Islam ketinggian ilmu bisa diraih dengan cepat."

Pemimpin Revolusi Islam juga mengingatkan bahwa Barat dan AS terus berupaya menciptakan pertikaian di tengah umat Islam dengan cara menebar isu ‘Syiah dan Sunni', atau sentimen kesukuan dan kebangsaan. Karena itu, semua pihak harus jeli dalam menilai permasalahan lewat kacamata ini sebelum kemudian mempelajarinya dan mengambil sikap.

Menurut Sayyid Ali Khamenesi, dunia Islam terus bergerak maju meski diterjang badai konspirasi dan tipudaya kubu arogansi.

"Salah satu bukti kemajuan ini adalah perang delapan hari antara warga Palestina di daerah yang kecil secara geografis bernama Gaza melawan rezim Zionis yang mengklaim diri sebagai pemilik angkatan bersenjata paling kuat di dunia. Di akhir perang, pihak Palestina di Gaza-lah yang mengajukan syarat untuk gencatan senjata."

Dikatakannya, "Apakah sepuluh tahun yang lalu orang bisa percaya bahwa hal ini bakal terjadi?"

Mengenai revolusi rakyat Bahrain, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Sangat disayangkan bahwa dalam kasus Bahrain kita melihat sikap bungkam dari Dunia Islam. Dan ini terjadi karena kesalahan dalam memandang kasus tersebut."

Sebagian kalangan, kata beliau, memandang kasus ini dari sudut pandang perbedaan madzhab. Karena itu, mereka berkesimpulan bahwa membela bangsa yang bangkit melawan rezim despotik diperbolehkan, kecuali jika rakyat itu bermadzhab Syiah seperti rakyat Bahrain!.

Rahbar mengingatkan bahwa pandangan yang benar dalam membaca situasi di kawasan harus dilihat dari sudut pandang program, sarana dan tipudaya musuh.

Sementara dalam kasus Suriah, dikatakannya, "Republik Islam Iran menolak penumpahan setetes pun darah dari seorang Muslim. Akan tetapi pihak yang bertanggung jawab atas kondisi di Suriah saat ini adalah mereka yang menyeret negara itu ke dalam perang saudara, penghancuran negara dan pembantaian sesama Muslim."

Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menegaskan, "Tuntutan bangsa manapun harus disampaikan melalui cara-cara yang konvensional dan tanpa kekerasan." [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/on]
Comment