Imam Besar Masjid Istiqlal: Indonesia Patut Dicontoh dalam Menerapkan Toleransi

“Terowongan toleransi, tadinya kami ditentang, tetapi Presiden memberikan dukungan. Terima kasih kepada Bapak Presiden, karena saat ini (terowongan toleransi) sudah menjadi ikon, menjadi simbol internasional bahkan dicontohi di beberapa negara. Ada terowongan yang menghubungkan satu atau dua rumah ibadah,” ucap Nasaruddin pada acara Konferensi Internasional Virtual: “Kebebasan Beragama, Supremasi Hukum, dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya”, Selasa (13/9/2022) malam.
 
Nasaruddin menuturkan, agama apa pun merupakan hasil pencarian manusia yang harus dihargai hak asasinya. Dikatakan, bisa jadi agama yang hari ini minoritas, pada suatu saat akan menjadi agama mayoritas. Pasalnya, semua nabi diturunkan dalam masyarakat minoritas dan akhirnya menjadi mayoritas.
 
“Orang-orang luhur itu perlu kita contoh, jangan mencontoh kelompok-kelompok yang menebar energi negatif itu bukan mencontoh nabi. Itu bukan mencontohkan keluhuran sebuah agama,” ujarnya.
 
“Nabi dan Al-Qur’an tidak pernah memberikan toleransi terhadap kekerasan. Bahkan tidak pernah ada sejarah Islam memberikan izin toleransi untuk mengorbankan diri apalagi orang yang tidak berdosa atas nama Islam,” ucapnya. Ia menegaskan jihad di dalam Islam untuk menghidupkan orang bukan mematikan orang. “Kalau ada jihad membunuh orang tidak berdosa itu bukan jihad, itu teroris,” ujarnya.