0
Saturday 22 December 2018 - 21:34
Gejolak Politik AS:

Menhan AS Mundur Setelah Percakapan Trump dan Erdogan

Story Code : 768106
James Mattis - US Defense Secretary.jpg
James Mattis - US Defense Secretary.jpg
Dalam laporan yang dilansir The Guardian Jumat (21/12), Mattis memutuskan mundur setelah Trump mengumumkan bakal menarik pasukan dari Suriah. Keputusan itu dibuat Trump setelah dia berdiskusi dengan Erdogan dalam percakapan telepon yang dilaporkan terjadi pada 14 Desember.
 
Mattis yang terkejut dengan keputusan Trump berusaha menemuinya Kamis (20/12) siang waktu setempat dengan membawa surat pengunduran diri. Kolega Mattis yang tak menolak disebutkan namanya berkata, awalnya menhan berjuluk Mad Dog itu tidak berniat untuk mengumumkan pengunduran diri.
 
Pensiunan Jenderal Korps Marinir itu berusaha untuk terakhir kalinya meyakinkan sang presiden supaya membatalkan keputusannya. Dia tidak menyebut Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang selama in menjadi sekutu AS.
 
Dia berargumen pentingnya penghormatan terhadap sekutu dalam keamanan nasional mereka. Namun dalam pertemuan berdurasi 45 menit itu, Trump menolak penjelasan Mattis. Malah dia menunjukkan rekaman pengumumannya kepada sang menhan.
 
Mattis bereaksi dengan menunjukkan surat pengunduran dirinya yang membuat Trump terkejut. Dia juga memerintahkan agar suratnya disalin sebanyak 50 lembar.
 
Menurut laporan New York Times, Mattis memerintahkan agar salinan surat pengunduran dirinya dibagikan ke seluruh staf Pentagon setelah dia kembali. Sebenarnya setelah Suriah, Trump juga mempertimbangkan untuk menarik lebih dari separuh pasukan AS berjumlah 14.000 orang di Afghanistan.
 
Namun keputusan Trump soal Suriah-lah yang membuat Mattis memantapkan diri untuk mundur. Si kolega mengatakan menhan 68 tahun itu tak berniat mundur.
 
Kolega itu menjelaskan Mattis masih berupaya untuk bertahan meski sering berbeda pendapat dengan Trump. "Itu dilakukannya demi melindungi militer dan konstitusi," terangnya.
 
Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan keputusan Trump sudah tepat karena sejatinya keberadaan militer AS di Suriah ilegal.[IT/r]


 
 
Comment