0
Wednesday 2 September 2020 - 11:25

Pertama Kali, Pesawat Komersil Israel Terbang ke Abu Dhabi

Story Code : 883743
EL AL (Electronic Intifada).
EL AL (Electronic Intifada).
Sehari sebelumnya, Uni Emirat Arab mengeluarkan dekrit yang mengakhiri boikot formal --meskipun sering dilanggar-- terhadap Israel.

Pada hakikatnya, ini bukan penerbangan pertama antara kedua ibu kota. Sama seperti perjanjian "perdamaian" yang ditengahi AS, penerbangan tersebut meresmikan hubungan yang sudah ada.

Pada Mei dan Juni silam, ada dua penerbangan langsung dari Abu Dhabi ke Tel Aviv yang diduga membawa bantuan virus Corona untuk Palestina, yang menurut Otoritas Palestina ditolak.

Penerbangan pesawat El Al 971 --diberi nomor sesuai kode area UEA-- dioperasikan menggunakan pesawat Boeing 737 bernama Kiryat Gat, diambil dari nama sebuah kota di Israel selatan.  Ironisnya, kota Kiryat Gat dibangun di atas reruntuhan desa Palestina di Irak al-Manshiyya dan al-Faluja yang secara etnis dibersihkan oleh milisi Zionis pada tahun 1948 dan 1949.

Kata "perdamaian" dilukis di atas nama El Al 971 dalam bahasa Inggris, Arab dan Ibrani.

El Al terbang melewati Yordania, yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, dan Arab Saudi, yang tidak. Tapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat  melakukan panggilan telepon ke pesawat saat pesawat berada di wilayah udara Saudi.

Penerbangan itu membawa pejabat Israel dan Amerika serta beberapa jurnalis Israel. Delegasi Israel dipimpin oleh Meir Ben-Shabbat, penasihat keamanan nasional Israel dan beberapa pejabat dari kementerian luar negeri. Sementara delegasi AS dipimpin oleh Jared Kushner, menantu Presiden Donald Trump dan kepala arsitek rencana "perdamaian" Timur Tengah AS. Ia didampingi oleh Penasihat Keamanan Nasional Robert C. O'Brien dan utusan Timur Tengah Avi Berkowitz.

Delegasi akan menghabiskan dua hari di UEA untuk membahas kesepakatan tentang penerbangan, pariwisata dan ekonomi.

Uni Emirat Arab mencoba memutar perjanjiannya untuk menormalisasi hubungan sebagai pertukaran bagi Israel yang menangguhkan rencana untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki. Tapi faktanya, Amerika Serikatlah yang menunda rencana aneksasi Israel beberapa minggu sebelumnya, dan Netanyahu menegaskan kembali komitmennya untuk aneksasi tak lama setelah pengumuman perjanjian normalisasi.

Selama jumpa pers tentang penerbangan tersebut, Kushner menegaskan kembali bahwa sehubungan dengan aneksasi, Trump "suka menjaga pilihannya tetap terbuka" dan "suka menjaga fleksibilitas sebanyak mungkin ketika tidak ada alasan untuk menyerah," menurut reporter Haaretz Noa Landau, yang hadir dalam jumpa pers.

Sebagai imbalan atas perjanjian tersebut, Uni Emirat Arab berusaha untuk membeli pesawat tempur F-35 dari Amerika Serikat dengan restu Israel. Namun Israel sejauh ini menolak memberi lampu hijau pada penjualan itu. Tzachi Hanegbi, menteri senior Likud dan sekutu dekat Netanyahu, mengatakan pemerintahnya menentang penjualan "walau satu sekrup" F-35 ke UEA.

F-35, dibuat oleh raksasa senjata AS Lockheed Martin. Israel menerima pengiriman pertama pesawat tempur seharga US $ 100 juta per unit itu pada Desember 2016 setelah pemerintahan Obama menyetujui penjualannya.

Sejuah ini, Israel tetap menjadi satu-satunya militer di wilayah tersebut yang mengoperasikan pesawat perang tersebut.

Dalam penerbangan ke Abu Dhabi, Kushner mengatakan bahwa Trump dan Netanyahu akan membahas kemungkinan penjualan F-35 ke UEA, Haaretz melaporkan.

Uni Emirat Arab dan Israel diyakini memiliki hubungan klandestin sejak tahun 1990-an. Pada saat itu, UEA ingin membeli pesawat tempur Amerika yang canggih tetapi khawatir Israel akan menekan Washington untuk menolak penjualan tersebut. Meski Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel saat itu, tidak keberatan dengan penjualan jet tempur Amerika ke UEA.

Pejabat Israel dan AS bertemu dengan Anwar Gargash, Menlu Emirat, setibanya di Abu Dhabi pada hari Senin.

Mariam bint Mohammed Almheiri, menteri Emirat lainnya, mengatakan dia berbicara pada hari Minggu dengan Menteri Pertanian Israel Alon Schuster untuk membahas kerja sama antara kedua negara.

Kementerian Pertanian Israel telah menjadi salah satu saluran utama untuk mendanai koloni ilegal Israel di tanah Palestina yang dicuri di Tepi Barat yang diduduki.

Pemerintah Emirat mengeluarkan keputusan pada hari Minggu yang membatalkan boikot resmi negara itu terhadap Israel. Namun terlepas dari boikot formal, kedua negara telah bekerja sama dalam bidang teknologi, militer, dan spionase.

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi memuji penghentian boikot sebagai "keputusan bersejarah" dan meminta negara lain untuk "mengikuti jejak berani UEA."

Ashkenazi adalah kepala staf militer selama serangan Israel 2008-2009 di Gaza, di mana militer Israel menewaskan sekitar 1.400 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan lebih dari 300 anak. Namun itu tidak menghentikan menteri-menteri Emirat untuk menyambutnya dengan tangan terbuka.[IT/EI/AR]

 
Comment