0
Tuesday 3 January 2023 - 10:31

Maduro Mengecam Kebijakan Luar Negeri AS

Story Code : 1033387
Maduro Mengecam Kebijakan Luar Negeri AS
Maduro menyampaikan hal itu dalam wawancara setelah Majelis Nasional pimpinan oposisi Venezuela (yang sekarang sudah tidak ada) memilih untuk membubarkan pemerintah sementara dan menunjuk sebuah komisi untuk mengawasi aset luar negeri negara itu.

"Dengan Amerika Serikat, sayangnya mereka terjebak dalam kebijakan Venezuela yang tidak masuk akal, dalam mendukung institusi yang tidak ada, presiden sementara majelis Narnia, yang terus mereka dukung," katanya seperti dilaporkan Press TV.

Presiden Venezuela menambahkan, "Dengan satu atau lain cara, kebijakan pemerasandari Florida, dari Miami, bertahan di Gedung Putih, di Departemen Luar Negeri [AS]."

Dia berharap para pejabat Amerika akan "mengesampingkan kebijakan ekstremis mereka dan beralih ke kebijakan yang lebih pragmatis sehubungan dengan Venezuela."

Kepala negara Venezuela memutuskan hubungan dengan AS pada 2019, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan tidak akan mengakui hasil pemilu Venezuela tahun sebelumnya, yang telah mengembalikan Maduro ke tampuk kekuasaan. Washington malah mendukung tokoh oposisi, Juan Guaido, sebagai presiden sementara Venezuela.

Namun, pada hari Jumat, oposisi Venezuela yang didukung AS memilih untuk menghapus pemerintah sementara yang dipimpin Guaido.

Sementara itu, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan, penerus Trump, Joe Biden, akan terus mendukung "pemerintahan sementara terlepas dari apa pun bentuknya."

Di tempat lain dalam wawancaranya, Maduro mengatakan meski ada kebijakan bermusuhan yang diadopsi oleh AS, Venezuela siap "mengambil langkah menuju normalisasi dan regularisasi hubungan diplomatik, konsuler, dan politik dengan Amerika Serikat dan pemerintah selanjutnya."

Maduro juga meminta perusahaan energi global untuk berbisnis di Venezuela.

"Saya mengirim pesan ke semua perusahaan, ke semua perusahaan energi di dunia, di Amerika Serikat, di Eropa, di Asia bahwa cadangan bensin tersertifikasi terbesar ada di Venezuela," katanya.

Komentarnya muncul setelah perusahaan minyak AS, Chevron Corp., mengorganisir dua kapal tanker minyak ke Venezuela, salah satunya akan memuat kargo minyak mentah pertama yang ditujukan ke Amerika Serikat dalam hampir empat tahun, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut dan data pengiriman. 

Ini terjadi setelah Chevron menerima lisensi yang diperluas Washington pada akhir November, memungkinkan perusahaan minyak AS terbesar kedua itu untuk melanjutkan produksi di Venezuela dan mengimpor minyak mentahdari sana.

Maduro membela kesepakatan dengan Chevron, dengan mengatakan, "Hubungan dengan Chevron dan negosiasi dengan mereka telah sesuai dengan konstitusi dan hukum. Dialog dan pembicaraan dengan mereka adalah hal yang luar biasa dan saya harap mereka ditegaskan secara efektif, pada semua proyek yang kontraknya telah ditandatangani."[IT/AR]
Comment