0
Thursday 10 November 2022 - 04:27
Kemelut Semenanjung Korea:

Seoul Mengatakan Pyongyang Menembakkan Rudal Balistik Menuju Laut Timur

Story Code : 1023733
Seoul Mengatakan Pyongyang Menembakkan Rudal Balistik Menuju Laut Timur
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran rudal balistik jarak pendek pada hari Rabu (9/11) dari suatu daerah di atau sekitar Sukchon Korea Utara di Provinsi Pyongan Selatan, sekitar pukul 15:31 waktu setempat.

Ditembakkan ke arah Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, “jarak terbang rudal terdeteksi sekitar 290 kilometer, ketinggian sekitar 30 kilometer, dan kecepatan sekitar Mach 6”, militer Korea Selatan melaporkan.

Kantor berita Jepang Kyodo, mengutip sumber pemerintah Jepang, mengatakan rudal itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, yang membentang 200 mil laut dari garis pantai negara itu.

Penjaga Pantai Jepang juga melacak rudal itu dan mengatakan rudal itu tampaknya jatuh ke laut beberapa menit setelah peluncuran pertama kali dilaporkan.

Peluncuran tersebut adalah yang terbaru dalam satu tahun rekor uji coba rudal oleh Pyongyang, termasuk rudal balistik antarbenua [ICBM] pekan lalu, dan datang pada saat kekhawatiran yang berkembang bahwa Korea Utara dapat mempersiapkan uji coba pertama perangkat nuklirnya sejak 2017.

Peluncuran rudal itu juga dilakukan saat Amerika Serikat – sekutu militer utama Korea Selatan – menghitung suara dalam pemilihan paruh waktu negara itu, yang akan menentukan apakah Partai Demokrat yang dipimpin Presiden AS Joe Biden mempertahankan kendali Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat atau kalah satu atau kedua Partai Republik.

Sebelumnya pada hari Rabu (9/11), Korea Selatan mengatakan telah mengidentifikasi puing-puing dari peluncuran rudal Korea Utara sebelumnya sebagai bagian dari rudal permukaan-ke-udara SA-5 era Soviet.

Sebuah kapal Angkatan Laut Korea Selatan menggunakan penyelidikan bawah air untuk memulihkan rudal, yang merupakan pertama kalinya rudal balistik Korea Utara mendarat di dekat perairan Korea Selatan.

Militer Korea Utara mengatakan peluncuran itu merupakan simulasi serangan terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat, mengkritik latihan mereka sebagai "latihan perang yang berbahaya dan agresif."

SA-5 adalah rudal pertahanan udara yang awalnya dirancang oleh Uni Soviet, di mana dia ditunjuk sebagai S-200, untuk menembak jatuh pembom strategis dan target ketinggian tinggi lainnya.

Rudal itu diekspor ke seluruh dunia, dan masih beroperasi di setidaknya selusin negara, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.[IT/r]
Comment