Pengawas Keuangan: IOF Tidak Siap untuk Serangan terhadap Fasilitas Hazmat di Masa Perang

Kantor Pengawas Keuangan menemukan sejumlah masalah dalam kesiapsiagaan berbagai badan – termasuk Pasukan Pendudukan Zionis “Israel” – ketika datang baik melindungi terhadap serangan terhadap fasilitas hazmat dan menanggapi akibatnya jika terjadi kebocoran.

Ancaman serangan terhadap fasilitas hazmat telah menjadi lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah Yang Mulia Sayyed Hassan Nasrallah mengancam akan menargetkan kilang kimia dan minyak di daerah teluk Haifa. Selama agresi Zionis “Israel” 2006, kelompok Perlawanan menembakkan ratusan roket ke Haifa.

Laporan itu mengatakan ada “kesenjangan tertentu” dalam kesiapan entitas untuk menghadapi ancaman drone yang berpotensi menargetkan fasilitas Hazmat, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Pejabat militer mengatakan minggu ini bahwa mereka telah melihat tren serangan pesawat tak berawak Iran dalam beberapa tahun terakhir, menyebutnya sebagai “teror UAV” Iran.

Menanggapi laporan tersebut, militer mengatakan bahwa “Home Front Command” menganggap “penanganan bahan berbahaya sebagai hal yang sangat penting” dan akan bekerja untuk “menerapkan rekomendasi dari laporan pengawas keuangan, tergantung pada sumber daya dan prioritas.”

Namun, IOF mengklaim 99 persen fasilitas Hazmat dilindungi secara fisik jika terjadi serangan.

Militer menggembar-gemborkan perang 11 hari Mei 2021 dengan kelompok-kelompok perlawanan di Jalur Gaza sebagai contoh dari “kesiapan tingkat tinggi” untuk menghadapi serangan di “front dalam negeri”. Selama konflik itu, pipa minyak Eilat-Ashkelon terkena roket dan terbakar selama beberapa jam, memicu kekhawatiran bahan berbahaya dapat disebarkan oleh api.

Badan Pengawas Keuangan Negara Netanyahu Englman mengatakan dia menemukan bahwa Direktorat Perencanaan IOF dan "Otoritas Manajemen Darurat Nasional" Kementerian Perang belum merumuskan penilaian ancaman terbaru di "front dalam negeri" sejak 2016. Namun, IOF bersikeras bahwa itu telah diperbarui. pada Januari 2021 dan berlaku untuk empat tahun ke depan.

Meskipun tidak merinci konten yang tepat dari penilaian yang diperbarui, IOF mengatakan "Komando Depan Dalam Negeri" juga "kadang-kadang memeriksa kebijakan dalam menanggapi perubahan ancaman, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan."

Englman mengatakan ada kekurangan data lengkap tentang kompetensi "Home Front Command" IOF untuk menanggapi suatu peristiwa bahan berbahaya.

Dalam tanggapannya, militer mengatakan semua batalyon “Komando Front Dalam Negeri” berlatih sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh IOF, termasuk menanggapi insiden Hazmat. “Kesenjangan akan diselesaikan selama dua tahun ke depan dan 'Home Front Command' menganggap penyelesaiannya sangat penting," kata IOF.

Englman juga menemukan Kementerian Perlindungan Lingkungan belum menyelesaikan survei penilaian risiko untuk wilayah Teluk Haifa, di mana beberapa fasilitas hazmat berada. Dia juga menemukan enam dari sembilan stasiun pemadam kebakaran yang memiliki tim respons hazmat tidak sepenuhnya siap sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Layanan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Zionis “Israel”.

Laporan itu juga mengatakan bahwa “Direktorat Siber Nasional” belum mempersiapkan skenario serangan siber terhadap fasilitas hazmat yang tidak dianggap sebagai bagian dari infrastruktur penting. Pada tahun 2020, entitas Zionis “Israel” menghadapi beberapa serangan siber yang menargetkan sistem airnya.

“Perang di Ukraina harus menjadi lampu peringatan mengenai kesiapan Zionis ‘Israel’ untuk perang,” kata Englman, mungkin merujuk pada serangan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir selama invasinya ke Ukraina.

“Perang bukanlah sesuatu dari masa lalu. Memperbaiki kekurangan dan menerapkan rekomendasi dalam laporan akan membantu kesiapan Zionis 'Israel' menghadapi kemungkinan agresi," katanya. [IT/r]