0
Wednesday 23 May 2018 - 18:10

Presiden Venezuela Usir Dua Diplomat Amerika Serikat

Story Code : 726821
Nicolas Maduro memenangkan 68 persen suara dalam pemilihan Minggu [Marco Bello / Reuters]
Nicolas Maduro memenangkan 68 persen suara dalam pemilihan Minggu [Marco Bello / Reuters]
Pemerintah Venezuela memerintahkan pengusiran dua diplomat tinggi Amerika Serikat di negara tersebut. Ini dilakukan setelah Washington meningkatkan sanksi-sanksi atas terpilihnya kembali Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela.

Maduro mengumumkan pengusiran tersebut dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional pada Selasa (22/5) waktu setempat. Maduro menyatakan Kuasa Usaha Kedutaan AS Todd Robinson dan wakil kepala misi Brian Naranjo berstatus "persona non grata".

"Mereka harus meninggalkan negara dalam 48 jam sebagai protes dan untuk membela martabat tanah air Venezuela ... Cukup sudah konspirasi-konspirasi!" cetus Maduro seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/5/2018).

Atas pengusiran tersebut, pemerintah AS langsung mengancam akan membalasnya. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada AFP, Washington belum menerima notifikasi dari pemerintah Venezuela lewat saluran diplomatik, namun jika pengusiran itu terkonfirmasi, AS bisa mengambil aksi pembalasan yang semestinya.

Sebelumnya pada Senin (21/5) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump meningkatkan sanksi-sanksi terhadap Venezuela, sehingga mempersulit rezim Maduro untuk menjual aset-aset negara. Maduro mengecam keputusan Trump tersebut.

"Saya menolak semua sanksi yang diupayakan terhadap Republik Bolivarian Venezuela, karena sanksi-sanksi tersebut membahayakan, menghasilkan penderitaan bagi rakyat Venezuela," kata Maduro.

Maduro pun berjanji akan menyampaikan bukti bahwa kedua diplomat AS itu terlibat dalam konspirasi politik, militer dan ekonomi. Namun Diplomat AS membantahnya. "Kami membantah keras tuduhan-tuduhan terhadap saya dan terhadap Naranjo," ujar Robinson kepada para wartawan.

AS dan Venezuela tidak saling menempatkan Duta Besar (Dubesnya) di masing-masing negara sejak tahun 2010. Hubungan kedua negara telah bersitegang sejak Presiden Hugo Chavez, mentor Maduro, berkuasa pada tahun 1999. [IT/Detik]



 
Comment